AMERIKA PASCA PERANG DINGIN
AMERIKA PASCA PERANG DINGIN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampu: Dyah Kumala Sari, M.Pd.
Disusun Oleh:
DIDIN HARIANTO
09406244001
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010
KATA PENGANTAR
Assalamualikum wr.wb.
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik.
Tulisan ini disusun oleh penulis selain sebagai tindak lanjut melaksanakan tugas mata kuliah Sejarah Amerika juga sebagai pembantu kita dalam memahami materi yang akan kami uraikan yaitu Amerika Pasca Perang Dingin.
Dalam penyusunan tugas ini, saya menyadari bahwa di dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya harapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum wr.wb.
Yogyakarta, 10 November 2010
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Setelah berakhirnya Perang Dingin, Amerika Serikat menjadi "masyarakat post-industrial". AS juga mulai mengalami defisit perdagangan. Amerika membantu dalam perdamaian di Timur tengan . Timur Tengah menjadi penting dalam kebijakan luar negeri AS, karena Amerika memperoleh miliaran barel minyak dari Timur Tengah. Banyak negara di Timur Tengah tidak peduli dengan AS karena Amerika merupakan sekutu Israel. Pada tahun 1991, Amerika Serikat terlibat dalam Perang Teluk untuk mengusir invasi Irak dari Kuwait. Pada tahun 1992, Bill Clinton menjadi presiden. Ia mengirim tentara ke Bosnia yang sedang dilanda oleh perang etnis. AS juga setuju dengan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA). Akan tetapi, masa kepresidenan Clinton dinodai oleh skandal seks dengan sekretarisnya yang bernama Monica Lewinsky.
George W. Bush memenangkan pemilu pada tahun 2000. Pada masa jabatannya, Serangan 11 September terjadi. Akibat serangan tersebut, World Trade Center runtuh, dan ribuan warga Amerika tewas. Bush lalu menyetujui USA Patriot Act, yang memperbolehkan pemerintah untuk mengumpulkan informasi mengenai orang Amerika yang diduga sebagai teroris. AS dan NATO lalu pergi ke Afganistan untuk mencari Osama bin Laden dan orang lain yang merencanakan Serangan 11 September. Selanjutnya, AS menyerang Irak pada tahun 2003 karena Saddam Hussein diduga memiliki senjata pemusnah massal. Pada tahun 2005, Amerika Serikat bagian selatan dilanda oleh badai besar yang disebut Badai Katrina. Partai Demokrat memenangkan kembali Kongres pada tahun 2006 karena warga Amerika tidak menyukai kebijakan Bush mengenai Perang Irak dan Katrina.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana tatanan pada masa tahun 1945 di Amerika?
2. Bagaiman kisah doktrin yang tejadi?
3. Apa yang dimaksud dengan Manifesto Liberal?
4. Bagaiman bentuk konstitusi di barat?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui tatanan Amerika pada tahun 1945.
2. Untuk Mengetahui kisah dua doktrin.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Manifesto Liberal.
4. Untuk mengetahui bentuk Konstitusi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. TATANAN AMERIKA 1945 MASIH BERLANGSUNG
Banyak sekali tulisan dalam tahun-tahun terakhir ini yang memaparkan berbagai versi tatanan pasca-Perang Dingin. Semua usaha ini gagal, karena tidak ada tatanan yang dimaksud. Tatanan dunia yang tercipta pada 1940 an masih melingkupi kita, dan dalam banyak hal malah semakin kuat. Tantangan bagi kebijakan luar negeri Amerika bukanlah membayangkan dan membangun tatanan dunia baru melainkan mendapatkan kembali dan memperbarui yang lama tatanan inovatif dan tahan lama yang sangat berhasil dan tidak perlu digembar-gemborkan.
Akhir Perang Dingin, menurut anggapan umum, adalah tonggak sejarah. Runtuhnya komunisme menyebabkan runtuhnya tatanan yang dibentuk setelah Perang Dunia II. Sementara para ahli dan pejabat kebijakan luar negeri berusaha merancang strategi besar baru, Amerika Serikat bergerak tanpa kendali di laut yang belum dipetakan. Namun agapan umum tersebut salah. Apa yang berakhir bersama Perang Dingin adalah Bipolaritas, kemacetan perundingan nuklir, dan dekade-dekade pengucilan Uni Soviet yang tampaknya menjadi ciri paling dramatis dan menonjol dari era pasca perang . Tetapi tatanan dunia yang diciptakan pada pertengahan hingga akhir 1940an masih bertahan, lebih meluas, dan dalam hal-hal tertentu lebih kuat dibandingkan selama tahun-tahun Perang Dingin. Prinsip-prinsip Dasarnya, yang berhubungan dengan Organisasi dan hubungan di antara negara-negara demokrasi Liberal Barat, masih hidup dan berjalan baik.
Prinsip dan kebijakan yang kurang disambut, kurang heroik, tetapi lebih mendasar ini yakni tatanan internasional sesungguhnya mencakup komitmen pada ekonomi dunia yang terbuka dan manajemen multilateralnya, serta stabilitas kesejahteraan sosio ekonomi. Dan visi politis di balik tatanan ini sama pentingnya seperti keuntungan ekonomi yang diharapkan. Negara-negara demokratis industrial besar menerapkan tatana ini pada diri mereka sendiri untuk memuluskan transaksi mereka melalui begitu banyak jaringan lembaga multilateral, hubungan antar pemerintahan, dan kerjasama manajemen ekonomi politik Barat dan Dunia. Keamanan dan stabilitas di Barat nampak secara intrinsik terkait dengan sederet lembaga Perserikatan Bangsa Bangsa beserta badan-badan dibawahnya dan Persetujuan Tarif dan Perdagangan Dunia (GATT) yang menyatukan negara-negara demokrasi, membatasi konflik dan memfasilitasi komunitas politik. Dengan memakai norma-norma demokrasi Liberal yang umum dan beroperasi di dalam lembaga-lembaga multilateral yang saling terkait, Amerika Serikat, Eropa Barat, dan Kemudian Jepang membangun tatanan pasca perang yang tangguh.
Akhir Perang dingin telah menjadi saat yang begitu membingungkan karena hal ini mangakhiri tatanan Containment (siasat atau ideologi musuh) yakni 40 tahun masa kebijakan, misi birokrasi, dan seluruh orientasi intelektual.Tetapi sebetulnya tatanan pasca perang sudah ada sebelum munculnya permusuhan dengan Uni Soviet. Titik baliknya bukanlah tonggak Perang Dingin seperti pengumuman Doktrin Trutman pada 1947 atau terciptanya aliansi Atlantik pada 1948-1949. Tatanan tersebut telah muncul pada 1941, ketika Roosevelt dan Churchill mengeluarkan Piagam Atlantik yang berisi prinsip-prinsip liberal yang nantinya memandu penyelesaian pasca perang. Proses tersebut tidak bisa ditawar lagi pada 1944, ketika para utusan pada konferensi Bretton Woods meletakan prinsip-prinsip dasar dan mekanisme tatanan ekonomi Barat pasca perang, dan para utusan di konferensi Dumbarton Oak memberikan bentuk nyata dari aspek politik visi ini dalam proposal mereka kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa. Perang Dingin boleh jadi telah memperkuat tatanan demokrasi liberal, dengan mempercepat intregrasi kembali Jerman dan Jepang dan Membawa Amerika Serikat lebih terarah kepada manajemen sistem tersebut.
Dari sudut pandang sejarah dunia, akhir Perang Dingin merupakan kejadian yang dinilai secara berlebihan. Bekas Menteri Luar Negeri, James A. Baker III, dalam memoarnya pada 1995, The Politics of Diplomacy, menyatakan bahwa “Dalam tiga setengah tahum (dari akhir 1980an sampai 1990an) sifat sistem internasional sebagaimana yang kita ketahui telah berubah .” Tentu saja, sebagian besar dunia non-Barat sedang melewati suatu transformasi luar biasa dan sulit. Drama kemanusiaan yang besar sedang terjadi di bekas negara komunis, dan masa depan disana masih terombang-ambing. Tetapi sistem yang pembetukannya dierikat setelah perang Dunia II tidak ambruk; sebaliknya, sistem ini tetap menjadi inti tatanan dunia.
B. KISAH DUA DOKTRIN
Perang Dunia II menghasilkan dua kesepakatan pasca perang. Pertama, reaksi atas menurunnya hubungan dengan Uni Soviet, telah mengantarkan pada tatanan containment, yang didasarkan paada perimbangan kekuatan, penangkalan nuklir, serta persaingan ideologi dan politik. Kedua, reaksi atas persaingan ekonomi dan kekacauan politik 1930an serta perang dunia yang disebakannya, bisa disebut tatanan demokrasi liberal. Hal ini memuncak pada munculnya serangkaian lembaga-lembaga baru dan hubungan antara negara-negara demokrasi industri Barat, yang didasarkan pada keterbuakaan ekonomi, ketergantungan politik, dan manajemen multilateral sistem politik liberal yang dipimpin oleh Amerika.
Berbagai visi Politik dan pendapat intelektual menyemarakan dua kesepakatan itu, dan pada momen-momen penting Presiden Amerika memberi komentar mengenai keduanya. Pada tanggal 12 Maret 1947, Presiden Truman menyampaikan pidato di hadapan Konggres mengumumkan bantuan kepada Yunani dan Turki, yang dibungkus dalam sebuah komitmen Amerika untuk memberi dukungan gerakan kemerdekaan di seluruh dunia. Deklarasi Doktrin Truman merupakan tonggak dimulainya tatanan Containment, yang menyatukan warga Amerika menuju sebuah perjuangan besar baru, kali ini melawan sesuatu yang dianggap sebagai hasrat Soviet komunis untuk mendominasi dunia. Truman Berkata, “Saat-saat menentukan telah tiba,” dan warga negara dunia “harus memilih antara dua jalan hidup”. Ia mengingatkan, bila Amerika Serikat gagal menjalankan kepemimpinan, “Kita mungkin membahayakan perdamaian dunia.”
Sering kali dilupakan bahwa enam hari sebelumnya, Truman telah menyampaikan pidato yang sama bergeloranya di Universitas Baylor. Pada kesempatan ini, ia bicara tentang pelajaran yang harus dipetik dunia dari bencana 1930an. “Ketika setiap pertempuran dari perang ekonomi tahun Tiga Puluhan dijalani, akibat tragis yang tak terhindarkan semakin nyata terlihat,” kata Truman. “Dari kebijakan tarif pajak Hawley dan Smoot, dunia terus bergerak ke Ottawa dan ke sistem imperial yang lebih disukai, dari Ottawa ke pembatasan-pembatasan dagang yang terperinci dan mendetail yang dipakai oleh Nazi Jerman.” Truman menandaskan kembali komitmen Amerika pada “ perdamaian ekonomi”, yang akan meliputi pengurangan bea cukai dan berbagai aturan serta lembaga perdagangan dan investasi. Ketika perbedaan ekonomi timbul, ungkapanya, “kepentingan semua pihak akan dipertimbangkan, dan pemecahan yang bijak dan adil akan ditemukan.” Konflika akan diatasi dan diredam dalam kerangka aturan, patoakan, perlindungan, serta prosedur multilateral untuk menyelesaikan perselisiham.
Pemikiran di balik demokrasi liberal kurang kelihatan sebagai strategi besar yang dirancang untuk meningkatkan kepentingan keamanan Amerika, dan selama perang dingin hal tersebut dianggap tidak penting. Kebijakan dan lembaga yang mendukung perdangangan bebas antara masyarakat industri maju dipandang sebagai bagian politik rendahan . Padahal, demokrasi liberal sebetulnya di dasarkan pada serangkaian gagasan yang kuat dan canggih yang terkait dengan kepentingan keamanan Amerika, sebab-sebab perang dan depresi, serta dan tatanan politik pasca perang yang dikehendaki. Pemikiran liberal dipandang tinggi: lembaga-lembaga politik yang terbuka dan terdesentralisasi dapat membatasi dan mengurai konflik, sekaligus menyatukan beragam manusia dan kepentingan. Karena sesungguhnya manusia itu sama satu sama lain . Selain itu tatanan politik yang setabil dan sah telah dijamin dalam Konstitusi, yang merinci hak, jaminan dan proses politik yang dilembagakan. Keyakinan paling inti yang mendasari agenda liberal pasca perang adalah bahwa wilayah-wilayah autarkis tertutup yang ikut menyebabkan depresi di seluruh dunia dan memecah dunia dalam blok-blok yang saling bersaing sebelum perang harus dihilangkan dan diganti dengan sistem ekonomi terbuka dan tidak diskriminatif.
C. MANIFESTO LIBERAL
Tatanan Demokrasi Liberal pasca perang dirancang untuk menyelesaikan berbagai persoalan internal kapitalisme industri Barat. Ia tidak dimaksudkan untuk melawan komunisme Soviet, dan bukan semata-mata merupakan suatu rencana untuk mendapatkan kembali kendali bisnis Amerika setelah perang dengan membuka dunia bagi berdagang dan berinvestasi. Tatanan ini merupakan suatu strategi untuk membangun solidaritas Barat melalui keterbukaan ekonomi dan bentuk pemerintahan politik bersama. Empat prinsip yang disebut pada 1940 memberikan bentuk pada tatanan ini.
Prinsip yang paling jelas adalah keterbukaan ekonomi, yang idealnya akan mengambil bentuk suatu sistem perdagangan dan investasi yang tidak diskriminatif. Pemikiran Amerika adalah bahwa keterbukaan ekonomi merupakan unsur penting dari suatu tatanan politik yang stabil dan damai. “Tetangga yang makmur adalah tetangga yang terbaik”, kata Harry Dexter White, pejabat Departemen Keuangan semasa pemerintahan Roosevelt. Prinsip Kedua adalah Manajemen bersama tatanan ekonomi olitik Barat. Negara-negara demokrasi industri maju tidak cukup hanya mengurangi pembatasan-pembatasan perdagangan dan gerakan modal, tetapi mereka juga harus mengatur sistemnya.
Prinsip ketiga adalah demokrasi liberal menyatakan bahwa atur-aturan dan lembaga-lembaga ekonomi dunia Barat harus diatur untuk mendukung stabilitas ekonomi dan keamanan sosial dalam negeri. Penemuan suatu jalan tengah di antara berbagai alternatif politik lama adalah penemuan utama tatanan ekonomi Barat pasca perang. Unsur terakhir dari sistem demokrasi liberal dapat dapat disebut “konstitusionalisme” yang berarti bahwa negara-negara Barat akan bersama mereka dalam mekanisme kelembagaan yang terkait dan berdasarkan prinsip piagam. Demokrasi secara khusus mampu membangun komitmen konstitusional satu sama lain.
Bagi mereka yang berpikir bahwa kerja sama di antara negara-negara demokrasi industri maju didorong terutama oleh ancaman-ancaman. Perang Dingin, tahun-tahun terakhir ini pasti terlihat membingungkan. Hubungan antara negara-negara Besar Barat tidak pernah rusak . Jerman tidak dipersenjatai lagi, demikian juga Jepang. Apa yang luput dari pengamatan Perang Dingin adalah apresiasi terhadap proyek pasca perang Amerika yang lain. Yang kurang yang kurang digembar-gemborkan pembangunan tatanan liberal di Barat. Lima puluh tahun setelah berdirinya, dunia demokratis liberal Barat tetap tangguh, dan prinsip serta kebijakannya tetap menjadi inti tatanan dunia .
Beberapa aspek dari visi 1940an telah memudar. Optimisme tentang aktivitisme pemerintah manajemen ekonomi yang mengerakkan New Deal dan Keynesianisme dianggap melunak. Persoalan yang dihadapi tatanan demokratik liberal sebagian besar adalah persoalan keberhasilan, yerutama kebutuhan untuk mengabungkan negara-negara pasca komunis dan baru berkembang. Tantangan lain terhadap sistem ini terdapat di negara-negara yang jadi pemimpin. Tak diragukan lagi bahwa Perang Dingin memperkuat solidaritas dan identitas bersama diantara negara-negara demokrasi liberal, dan dengan demikian merupakan suatu kesalahan untuk menerima begitu sajakekuatan penyatu. Sudah lazim untuk Amerika untuk mengatakan bahwa Amerika Serikat setelah Perang Dingin menghadapi usaha ketiganya dalam membentuk suatu tatanan dunia yang tangguh, menciptakan kembali aturan-aturan dasar politik dunia, seperti halnya setelah dua perang dunia.
D. SEBUAH KONSTITUSI BAGI BARAT
Tatanan politik konstitusional telah dibangun di Barat dalam kaitannya dengan lembaga ekonomi,politik, dan keamanan. Dibidang ekonomi, kesepakatan Bretton Woods merupakan perjanjian internasional permanen pertama bagi kerjasama antara negara-negara. Berbagai peraturan dan lembaga diajukan untuk menjamin ekonomi dunia yang stabil dan meluas dan sistem pertukaran nilai uang yang teratur. Visi konstitusi memberi masukan bagi terciptanya Persatuan Bangsa-Bangsa, yang menggabungkan berbagai aspirasi keamanan, politik dan ekonomi.
Struktur keamanan Perang Dingin menyediakan rancangan konstitusi tambahan. Pengamatan Lord Ismay bahwa NATO diciptakan untuk menghadang Rusia, Melemahkan Jerman, dan menjayakan Amerika membuat pentingnya persekutuan ini dalam merekatkan harapan dan komitmen jangka panjang. Sifat demokrasi Amerika Serikat dan mitranya mempermudah dibentuknya hubungan antarnegara yang erat ini. Sifat terbuka dan terdesentralisasi dari lembaga-lembaga domestik mendorong hubungan timbal-balik politik di seluruh dunia indrustri maju.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berakhirnya Perang Dingin menurut pandangan umum adalah tonggak sejarah. Runtuhnya Komunisme menyebabkan rusaknya tatanan yang telah di bentuk selama Perang Dunia II. Namun, tatanan containment yang sungguh berkesan di benak rakyat. Strategi containment memberikan kejelasan dan maksud bagi kebijakan luar negeri Amerika selama beberapa dekade.Tatanan Demokrasi Liberal pasca perang dirancang untuk menyelesaikan beragai persoalan internal kapitalisme industri Barat. Sedangkan Tatanan Politik Konstitusional telah dibangun di Barat dalam kaitanya dengan lembaga ekonomi, politik, dan keamanan. Bagi mereka yang berpikir bahwa kerja sama di antara negara-negara demokrasi industri maju didorong terutama oleh ancaman-ancaman Perang Dingin, tahun-tahun terakhir terlihat membingungkan.
DAPTAR PUSTAKA
Sudibjo. 1975. Indonesia dan Dunia Internasional. Jakarta : Yayasan Proklamasi Centre For Strategic and International Studies.
Yusi A. Parenom dan A. Zaim Refiqi.2005.Amerika dan Dunia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Mann, Arthur.1990. Yang Satu dan Yang Banyak. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Komentar
Posting Komentar