Peran Amerika dalam Perang Dingin
Perang Dunia II merupakan konflik militer global yang terjadi pada 1 September 1939 – 2 September 1945 yang melibatkan sebagian besar negara di dunia, termasuk semua kekuatan-kekuatan besar yang dibagi menjadi dua aliansi militer yang berlawanan, yaitu Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan perang terbesar sepanjang sejarah dengan lebih dari 100 juta personil. Dalam keadaan "perang total” pihak yang terlibat mengerahkan seluruh bidang ekonomi, industri, dan kemampuan ilmiah untuk melayani usaha perang, menghapus perbedaan antara sipil dan sumber-sumber militer. Lebih dari tujuh puluh juta orang, mayoritas warga sipil, tewas. Hal ini menjadikan Perang Dunia II sebagai konflik paling mematikan dalam sejarah manusia. Perang Dunia II berkecamuk di tiga benua tua, yaitu Afrika, Asia, dan Eropa.
A. Perang Dingin Amerika Serikat dan Uni Soviet
Perang Dingin sudah berakhir adalah pekik yang menggema pada musim semi 1989. Hal ini secara khusus merujuk pada dua perkembangan yang saling berkaitan, perubahan yang lazim disebut Glasnost dan Perestroika di Uni Soviet serta peningkatan hubungan Uni Soviet-Amerika yang sedang berlangsung. “Perang Dingin” sebagaimana yang dikemukakan New York Times, adalah hubungan buruk Soviet-Amerika, histeria politik dalam negeri, peristiwa-peristiwa yang dibesarkan dan disimpangkan oleh konfrontasi Timur-Barat, kebuntuan diplomatik yang hampir abadi telah berakhir. Membaiknya hubungan Soviet-Amerika pada akhir 1950-an diikuti oleh krisis Berlin dan Kuba. Detente (peredaan ketegangan) diawal 1970-an diikuti oleh Angola dan Afghanistan, perubahan yang terjadi di Uni Soviet jauh lebih mendasar dibandingkan berbagai perubahan yang terjadi di masa silam, dan tepat inilah persoalannya.
Dibukanya debat politik, persaingan yang terbatas namun nyata dalam pemilihan umum, pembentukan kelompok-kelompok politik diliuar partai komunis, ditinggalkannya gagasan partai yang monolitik, penegasan kekuasaan Soviet-Agung semua ini, jika berlanjut akan memunculkan sistem politik Soviet yang berbeda drastis. Uni Soviet telah bekerja sama dalam memecahkan konflik regional di Teluk Persia , Afrika wilayah selatan, dan Indocina. Uni Soviet telah berjanji untuk mengurangi keseluruhan kekuatan militer meraka dan penyebarannya di Eropa Timur.
Tetapi kenyataannya belum terjadi perubahan nyata dalam struktur kekuatan militer Soviet. Sehingga terjadi persaingan dengan Amerika untuk mendapatkan pengaruh dan kekuasaan dalm persoalan dunia akan terus berlanjut. Persaingan ini telah berlangsung saat Presiden Bush dan Presiden Gorbachevberupaya merebut hati rakyat Eropa Timur dan Barat. Perlu diingat bahwa Eropa adalah tempat perang dingin bermua. Eropa adalah taruhan tingkat tinggi dalam perang dingin, dan langkah hubungan masyarakat Gorbachev bisa sama mengancamnya bagi kepentingan Amerika di Eropa. Pasukan Soviet dengan keji menindas Revolusi Hungaria pada 1965 dan memberangus embrio demokrasi Ceko pada 1968. Pasukan Soviet menduduki Berlin pada 1945. Dalam pengejaran kepentingan Rusia sebagai sebuah negara besar, pasukan Rusia menduduki banyak tempat yang tidak diduduki pasukan Soviet. Gorbachev mungkin bisa membuang komuisme tetapi ia tak bisa membuang dorongan geografi dan geopolitik yang lain membentuk perilaku Rusia dan Soviet selama berabad-abad.
Era Perang Dingin, merupakan Era Perdamaian Panjang, periode terpanjang dalam sejarah tanpa perang besar antara negara-negara besar. Dua unsur utama dan keduanya adalah bipolaritas, dan senjata nuklir, keduanya secara umum mendefinisikan baik persaingan Soviet-Amerika maupun batas-batasnya. Akhir Perang Dingin akan berarti melonggarnya bipolaritas, sekalipun hal ini tidak berarti, sebagaimana yang diramalkan beberap pemikir deklinis, sebuah dunia yang terdiri dari lima atau lebih negara-negara besar yang kurang lebih setara. Delegitimasi senjata nuklir dan meningkatnya pembatasan terhadap penyebaran dan penggunaannya bisa meningkatkan kemungkinan perang konvensional. Sekiranya Perang Dingin sudah berakhir, hubungan Amerika dengan Uni-Soviet akan serupa dengan hubungannya Kanada, Prancis, dan Jepang. Bangsa Amerika cenderung untuk melihat kompetisi dan konflik sebagai segi yang normal.
B. Keterlibatan Amerika Serikat di Asia
Menjalin aliansi dengan negara besar merupakan opsi sebagian besar negara-negara yang ada di Asia Tenggara. Berakhirnya perang dingin meruntuhkan sebagian besar logika yang mendasari pilihan tersebut. Factor ini membangkitkan kembali ZOPFAN melalui pembentukan suatu kawasan bebas senjata nuklir. Sejalan dengan konstalasi politik yang terjadi pada tahun 1983, ASEAN mengembangkan konsep Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEA NWFZ) yang dihasilkan di Bangkok Thailand sebagai komponen dari ZOPFAN. Konsep ini dijadikan sumbangan melalui kerjasama regional bagi dunia internasional untuk mengurangi senjata nuklir. Asia membeku dalam perang dingin, hancur dalam kemiskinan, beberapa negara didera konflik, rezim militer, dan keputusasaan. Namun Asia Tenggara bisa menjadi tonggak inovasi dan tren dunia.
Asia Tenggara memberi sumbangan pada kebudayaan dan kekuatan ekonomi global. Asia merupakan wilayah yang penting bagi masa depan Amerika Serikat. Asia merupakan benua yang sedang belajar menerapkan hukum dan demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Asia telah mempengaruhi kebudayaan dunia selama ribuan tahun, termasuk kebudayaan Amerika. Amerika merupakan rumah bagi 13 juta warga Amerika-Asia. Sastra dan seni rupa, musik dan film, kuliner dan arsitektur, ilmu pengetahuan dan kesehatan, teknologi dan nilai-nilai Asia telah memperkaya keseharian Amerika.
Pasca Perang Dingin, terdapat peningkatan keterlibatan Amerika Serikat di kawasan Asia Tengah. Lionel Beehner (2005) mengungkapkan bahwa terdapat berbagai tujuan Amerika Serikat di kawasan ini. Tujuan resmi Amerika Serikat adalah terutama untuk menumbangkan kelompok teroris, namun terdapat berbagai isu lain seperti menghentikan peredaran narkoba, material nuklir gelap, dan persenjataan kecil (small arms), mengamankan pasokan energi, hingga mengekang pengaruh Rusia di kawasan.
Keterlibatan Amerika Serikat di Asia Tengah berawal dari pasca runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991. Amerika Serikat mengakui kedaulatan atas negara-negara Asia Tengah dan mendukung masuknya negara-negara tersebut ke dalam organisasi Barat, selain memperoleh dukungan dari Turki untuk menghadapi pengaruh Iran di daerah tersebut.
Setelah perekonomian Jepang lumpuh akibat perang dunia II dan serangan sekutu terhadap kota Jepang maka rakyat Jepang mulai bangkit untuk membangun kembali ekonomi negara yang hancur tersebut. Dalam perkembangannya Jepang mampu memanfaatkan segala dukungan dan bantuan Amerika Serikat bahkan akhirnya Jepang mampu mengambil alih fungsi-fungsi ekonomi global yang disandang Amerika Serikat dan mampu memberikan bantuan ekonomi bagi negara di kawasan Asia Pasifik. Hingga akhirnya Jepang mampu mendominasi kedudukan di daerah Asia-Pasifik sebagai pasar impor, penyedia bantuan luar negeri, dan sumber investasi asing yang dia pertahankan hingga sekarang.
C. Amerika Sebagai Polisi Dunia
Amerika Serikat terus berinovasi pada bidang teknologi, seperti komputer, internet, senjata nuklir, kapal terbang, dan perjalanan ke luar angkasa. Padahal, sebelumnya terjadi persaingan teknologi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Di bidang militer, Amerika Serikat pun melakukan banyak kemajuan. Bahkan, sejak tahun 1990 an, Amerika menjadi polisi dunia. Amerika Serikat selalu ikut dalam berbagai konflik di negara lain, misalnya di Kosovo, Haiti, Somalia, Liberia, dan Perang Teluk Pertama. Amerika Serikat juga berhasil menjatuhkan taliban di Afganistan. Polisi dunia ini juga berhasil menyingkirkan rezim Saddam Husein di Irak pada Perang Teluk kedua. Namun tahun 2008, negara ini mengalami krisis ekonomi yang disebut krisis global yang dampaknya berpengaruh besar pada negara-negara lain.
D. Hegemoni Amerika
Pengaruh dari Perang Dunia II sangatlah besar bagi Amerika jika dibanding dengan Perang Dunia I. Perang Dunia II menghasilkan kematian umat manusia lima kali lebih besar daripada Perang Dunia I. Setelah Perang Dunia II dan Perang Dingin, Amerika berusaha mengembalikan kekuasaannya dan menjadi kelompok yang mendominasi di kancah internasional.
1. Dalam Sumber Kekuatan Ekonomi
Andil Amerika dalam produksi sector penting menjelang Perang Dunia II ialah 57%, 64% dalam tahun 1950 (pasca Perang Dunia II), dan mundur pada tingkatan sebelumnya sebesar 57% dalam tahun 1960. Meskipun Amerika menunjukkan kemuduran, namun Amerika Serikat tetap berusaha mempertahankan posisi unggulnya dalam andil ekspor dunia dalam pesawat terbang, bahan-bahan kimia industri, bahan-bahan kimia pertanian, mesin-mesin dan turbin-turbin, dan mesin kantor serta computer. Amerika Serikat berada dalam tingkat ke 2 yang berhubungan dengan mesin-mesin listrik, berbagai plastic, dan obat-obatan. Andil Amerika Serikat dalam produksi elektronik dunia turun dari 50% dalam tahun 1988.
2. Dalam Sumber Kekuatan Militer
Menilai segala kecenderungan dalam perimbangan militer selama peperangan lebih sulit karena berkaitan dengan biaya yang berubah-ubah. Secara tradisional, perang merupakan indicator yang terakhir mengenai kekuatan militer nasional pada abad pra-nuklir. Terdapat lima Negara yang secara terbuka menggunakan nuklir, yaitu Amerika Serikat, Uni Soviet, Cina, Prancis, dan Inggris. Sedangkan empat Negara yang dicurigai yaitu Israel, Afrika Selatan, India, dan Pakistan.
Era keunggulan nuklir Amerika Serikat pada tahun 1950. Namun, dalam tahun 1960 an Uni Soviet mengalami keunggulan di kekuatan nuklir dan hal ini menghapuskan keunggulan nuklir Amerika. Kerapuhan Amerika ini diperkirakan terjadi sepanjang era hegemoni Amerika. Amerika Serikat juga tidak mendapatkan keunggulan dalam besarnya kekuatan militer konvensionalnya sepanjang masa yang diperkirakan sebagai hegemoninya. Uni Soviet sebagai Negara yang bersaing ketat dengan Amerika mengeluarkan biaya lebih besar di banding Amerika dalam hal kemiliteran (1940).
Keunggulan Amerika dari Uni Soviet ialah dalam teknologi militer yang kritis.
Amerika Serikat mampu memakai keunggulan sumber-sumber militer atau ekonominya untuk mengendalikan hubungan-hubungan antarnegara-bagian sepanjang masa pasca peperangan. Amerika Serikat tidak pernah menikmati suatu hegemoni selain tidak mungkin hilang, tapi juga tidak akan diperoleh dimasa yang akan dating. Kekuatan militer Uni Soviet akan tetap bertahan berdasarkan investasi-invsetasi di masa lampau. Meskipun reformasi gagal membendung kemunduran ekonomi Uni Soviet, kekuatan militer Uni Soviet akan selalu menghalang-halangi setiap tindakan-tindakan Amerika.
Meski berbagai sumber kekuatan Amerika Serikat menunjukkan keunggulannya pada awal tahun 1990 an, ini tidak berarti distribusi kekuatan senantiasa menguntungkan Amerika. Kecenderungan dalam ekonomi dan masyarakat Amerika dapat mengurangi sumber-sumber kekuatan Amerika jika dibiarkan dan tidak diperbaiki.Namun, kekuatan tersebut bersifat relatif.
Kesimpulan
Perang Dingin merupakan perang dalam bentuk ketegangan sebagai perwujudan dari konflik-konflik kepentingan dan perebutan supremasi serta perbedaan ideology antara blok barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan blok timur yang dipimpin oleh Uni Soviet. Amerika banyak membantu Negara-negara lain pasca Perang Dunia II. Amerika memiliki tujuan khusus saat melibatkan dirinya di kawasan Asia. Misalnya, ingin menjatuhkan teroris, menghentikan peredaran narkoba, dan lain sebagainya. Amerika Serikat menjadi polisi dunia pada tahun 1990 an. Amerika menjadi Polisi Dunia karena andilnya dalam dunia internasional, ikut menyelesaikan masalah sebuah Negara maupun antar Negara. Amerika pasca Perang Dunia II berusaha dengan keras untuk mengembalikan kekuasaannya menjadi pulih seperti semula.
Refrensi
S.Nye, Jr. Joseph. 1992. Memimpin Dunia ‘sifat kekuatan Amerika yang berubah’. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Langsam, Walter C. World History Since 1870. New York : American Book Company.
Rofiqi, A.Zaim dan Yusi A. Pareanom. 2005. Amerika dan Dunia ‘memperdebatkan Bentuk Baru Politik Internasional’. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Komentar
Posting Komentar