Antropologi Sebagai Ilmu

Bawasannya Ilmu Antropologi masih menjadi suatu kompleks masalah yang sampai sekarang menjadi pokok perbedaan paham antara berbagai aliran yang ada dalam kalangannya sendiri, terutama dalam tujuan dan ruang lingkup antropologi itu sendiri. Oleh karena hal ini lah dapat terlihat dengan jelas bahwa tulisan-tulisan tentang Ilmu Antropologi masih sangat dibutuhkan. A. Definisi Ilmu Pengetahuan Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indera atau segala sesuatu yang kita ketahui dari berbagai sumber, yaitu bernalar, pengalaman, wewenang, dan intuisi. Pengetahuan memerlukan pembuktian kebenaran untuk menghilangkan prasangka, kira-kira, dan ketidak pastian. Sedangkan ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang ilmiah yang didapat melalui langkah-langkah sistematis dan dapat diperiksa, ditelaah secara mendalam. Ilmu tidak hanya mempelajari fenomena yang berasal dari alam, namun juga dalam bidang sosialnya. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan ialah suatu proses pemikiran dan analisis yang rasional, sistematik, logic, dan konsisten baik yang berhubungan dengan alam maupun sosialnya. Demikian pula dengan Antropologi yang dapat dikatakan sebagai ilmu, karena meliputi dan memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. B. Pengertian Antropologi Antropologi, berasal dari kata Anthropos yang berarti manusia dan Logos yang berarti ilmu. Jadi Antropologi ialah ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk social. Berikut pengertian Antropologi menurut para ahli : - William A. Haviland Antropologi ialah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia. - David Hunter Antropologi merupakan ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia. - Koentjaraningrat Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat, serta kebudayaan yang dihasilkan. Antroplogi lebih memusatkan perhatiannya pada ciri-ciri dan hasil budaya manusia. Tujuan dalam ilmu antropologi adalah mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisiknya masyarakat, serta kebudayaanya. C. Ciri Antropologi sebagai Ilmu Antropologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Antropologi dapat berdiri sendiri karena telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. Ciri-ciri utamanya adalah sebagai berikut: a) Empiris. Maksudnya ialah ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif (menduga-duga); b) Teoritis. Artinya suatu ilmu pengetahuan yang selalu berusaha untuk menyusun abstaksi dari hasil-hasil pengamatan. Abstaksi tersebut merupakan kesimpulan logis yang bertujuan menjelaskan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori. c) Komulatif. Berarti disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada atau memperbaiki, memperluas, serta memperkuat teori-teori yang lama. d) Nonetis. Berkaitan dengan pembahasan suatu masalah yang tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut secara mendalam. D. Hakikat Antropologi Sebagai Ilmu Hakikat antropologi sebagai ilmu pengetahuan antara lain sebagai berikut: a. Antropologi adalah ilmu sosial, hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa antropologi mempelajari atau berhubungan dengan gejala-gejala kemasyarakatan. b. Dalam antropologi, obyek yang dipelajari dibatasi pada apa yang terjadi sekarang dan bukan apa yang seharusnya terjadi pada saat ini. Oleh karena itu, kedua ilmu tersebut disebut pula ilmu pengetahuan normatif. c. Dilihat dari segi penerapannya, antropologi dapat digolongkan ke dalam ilmu pengetahuan murni (pure science) dan dapat pula menjadi ilmu terapan (applied science). d. Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan pengetahuan yang konkret. Artinya, yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri. e. Antropologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum manusia dan masyarakatnya. Antroplogi lebih memusatkan perhatiannya pada ciri-ciri dan hasil budaya manusia. f. Antropologi merupakan ilmu pengetahuan umum, bukan khusus, artinya antropologi mempelajari gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antar manusia. E. Fase-Fase dalam Perkembangan Ilmu Antropologi. 1. Fase Pertama (sebelum 1800), perkembangan demi perkembangan mulai terkumpul suatu himpunan besar dari buku-buku kisah perjalanan, laporan, dan sebagainya. Dalam buku-buku itu ikut termuat suatu himpunan besar dari bahan pengetahuan berupa deskripsi tentang adat istiadat, susunan masyarakat, bahasa dan cirri-ciri fisik dari beraneka warna suku bangsa. Bahan pengetahuan ini disebut juga dengan Etnografi.himpunan pengetahuan tentang masyarakat, adat istiadat dan cirri-ciri fisik timbul usaha-usaha pertama dari dunia ilmiah untuk mengintegritasikan seluruh himpunan bahan pengetahuan etnografi tadi menjadi satu. 2. Fase Kedua (Pertengahan Abad ke-19), integrasi yang sungguh-sungguh baru timbul pada pertengahan abad ke-19, waktu timbul karangan-karangan yang menyusun bahan etnografi tersebut berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat. Kemudian timbul pula beberapa karangan yang hendak meneliti sejarah penyebaran kebudayaan-kebudayaan bangsa-bangsa di muka bumi. Dengan demikian dapat disimpulkan dalam fase perkembangannya yang ke-2 ini bahwa antropologi merupakan suatu ilmu, dimana ilmu yang secara akademikal adalah mempelajari masyarakat dan kebudayaan yang primitive dengan maksud untuk mendapat suatu pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia. 3. Fase Ketiga (Permulaan abad ke-20), bangsa-bangsa pada umumnya masih mempunyai masyarakat yang belum kompleks seperti masyarakat bangsa-bangsa Eropa. Dalam Fase ke-3 ini antropologi merupakan suatu ilmu yang praktis, yaitu mempelajari suatu masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat masa kini yang kompleks 4. Fase keempat (sesudah kira-kira 1930), dalam fase ini, antropologi sebagai ilmu mengalami masa perkembangannya yang paling luas, baik mengenai bertambahnya bahan pengetahuan yang jauh lebih teliti, maupun mengenai ketajaman dari metode-metode ilmiahnya.. sehingga antropologi dapat dinyatakan sebagai ilmu dalam beberapa Fase yang telah kita pelajari dan ketahui. F. Cabang Disiplin Ilmu Antropologi Ilmu antropologi mencakup ilmu-ilmu bagian lain, antara lain antropologi fisik dan antropologi budaya yang terbagi atas: • Antropologi Fisik terbagi atas , yaitu: 1. Paleo-antropologi merupakan ilmu bagian yang meneliti soal asal-usul atau saol terjadinya dan evolusi makhluk manusia dengan mempergunakan sebagai bahan penelitian sisa-sisa tubuh yang telah membatu, atau fosil-fosil manusia dari zaman dahuli, yang tersimpan dalam lapisan-lapisan bumi yang harus didapat oleh si peneliti dengan berbagai metode penggalian. 2. Somatologi (Antropologi Fisik) dalam arti khusus adalah bagian dari ilmu antropologi yang mencoba mencapai suatu pengertian tentang sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya, baik yang lahir seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata, bentuk hidung, tinggi, dan bentuk tubuh, maupun yang dalam seperti frekuensi golongan darah. • Antropologi Budaya terbagi atas, yaitu: 1. Etnolinguistik atau antropologi Linguistik merupakan suatu ilmu bagian yang pada asal mulanya bersangkutan erat dengan ilmu antropologi. Telah berkembang berbagai macam metode analisa kebudayaan, serta berbagai metode untuk menganalisa dan mencatat bahasa-bahasa yang tidak mengenal tulisan. 2. Prehistori merupakan ilmu yang mempelajari sejarah perkembangan dan penyebaran semua kebudayaan manusia di bumi dalam zaman sebelum manusia mengenal huruf. Dalam ilmu sejarah, seluruh waktu dari perkembangan kebudayaan umat manusia mulai saat terjadinya makhluk manusia, yaitu masa sebelum manusia mengenal huruf, dan masa setelah manusia setelah mengenal huruf. 3. Etnologi merupakan ilmu bagian yang mencoba mencapai pengertian mengenai azas-azas manusia, dengan mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari sebanyak mungkin suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi pada masa sekarang ini. 4. Etnopsikologi adalah ilmu yang mempelajari kepribadian bangsa serta peranan individu pada bangsa dalam proses perubahan adat istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada konsep psikologi. G. Cabang Ilmu Antropologi Terapan dan Antropologi Spesialisasi a) Antropologi Ekonomi Dalam banyak negara di mana penduduk pedesaannya lebih banyak jumlahnya daripada penduduk kotanya, kekuatan, proses dan hukum ekonomi yang berlaku dalam aktivitas kehidupan ekonomi sangat dipengaruhi sistem kemasyarakatan, cara berpikir, pandangan, dan sikap hidup dari warga masyarakat pedesaan tadi. Seorang ahli ekonomi yang hendak membangun ekonomi di negara-negara serupa itu tentu akan memerlukan bahan komparatif mengenai sikap terhadap kerja, sikap terhadap kekayaan, dan sistem gotong royong. b) Antropologi Politik Ilmu politik meluaskan perhatiannya mengenai hubungan antara kekuatan-kekuatan serta proses-proses politik dalam segala macam negara dengan berbagai macam sistem pemerintahan, ke masalah-masalah yang menyangkut latar belakang social budaya dari kekuatan-kekuatan politik itu. Seorang ahli antropologi dalam hal mempelajari suatu masyarakat untuk menulis sebuah deskripsi etnografi tentang masyarakat tersebut sebaliknya tentu akan juga menghadapi sendiri kekuatan dan proses politik local, serta aktivitas dari cabang-cabang partai politik nasional disitu. c) Antropologi Kependudukan d) Antropologi Kesehatan Menurut Solita Sarwono, Antropologi kesehatan menyangkut tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan yang ada. e) Antropologi Hukum Banyak ilmu hukum yang mempergunakan metode-metode antropologi untuk menyelami latar belakang kehidupan hukum adat di berbagai daerah di Indonesia. Antropologi penting karena hukum adat bukan merupakan suatu sistem hukum yang telah diabstraksikan sebagai aturan-aturan dalam kitab-kitab undang-undang, melainkan timbul dan hidup langsung dari masalah-masalah perdata yang berasal dari dalam aktivitas masyarakat. Antropologi juga perlu bantuan ilmu hukum adat Indonesia. Setiap masyarakat baik yang sangat sederhana bentuknya, tentu mempunyai aktivitas-aktivitas yang berfungsi dalam lapangan pengendalian social atau Social Control. f) Antropologi Linguistik Ilmu Linguistik telah berkembang menjadi suatu ilmu yang berusaha mengembangkan konsep-konsep dan metode-metode untuk mengupas segala macam bentuk bahasa apapun juga, dari daerah manapun juga di dunia. Kita telah melihat dan mengetahui bagaimanailmu antropologi sejak zaman fase-fase perkembangannya yang dahulu juga mengumpulkan bahan etnografis tentang bahqasa pribumu dari beratus-ratus suku bangsa yang tersebar di muka bumi ini. g) Antropologi Kognitif Antropologi kognitif merupakan suatu pendekatan idealis untuk mempelajari kondisi manusia. Bidang antropologi kognitif berfokus pada studi tentang hubungan antara budaya manusia dan pikiran manusia. Antropolog kognitif mempelajari bagaimana orang memahami dan mengatur material objek, peristiwa, dan pengalaman yang membentuk dunia mereka sebagai orang yang mereka belajar memahaminya. Ini adalah pendekatan yang menekankan bagaimana orang-orang memahami realitas menurut mereka sendiri kognitif kategori adat, bukan dari para ahli antropologi.. antropologi kognitif berpendapat bahwa peristiwa perintah masing-masing kebudayaan, material kehidupan dan ide-ide, dengan kriteria sendiri. Tujuan mendasar dari antropologi kognitif adalah terpercaya mewakili sistem logis pemikiran orang lain sesuai dengan kriteria, yang dapat ditemukan dan diulang melalui analisis. h) Antropologi Ekologi i) Antropologi Pendidikan Antropologi Pendidikan merupan cabang spesialisasi yang termuda dalam antropologi. Para ahli menyatakan bahwa mereka juga belum berhasil mengembangkan suatu himpunan yang terdiri dari konsepsi-konsepsi serta teori-teori yang kuat. Refrensi Koentjaraningrat. 1990. Sejarah Teori Antropologi II. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia. Koentjaraningrat. 1979. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Aksara Baru. http://organisasi.org/definisi-pengertian-antropologi-objek-tujuan-dan-cabang-ilmu-antropologi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HISTORIOAGRAFI EROPA PADA ABAD PERTENGAHAN

Naturalisme, Idealisme, Realisme, Pragmatisme, Eksistensialisme

PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU