Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada SMA Negeri di Kabupaten Lombok Timur
Nama : Didin Harianto
NIM : 09406244001
Jurusan : Pendidikan Sejarah NR
2009
Mata
Kuliah : Evaluasi
Pembelajaran
Dosen
Pengampu : Dr.Aman M.Pd
Sumber : Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan
: Nomor 1,
Tahun IX, 2007
Evaluasi
Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada SMA Negeri di Kabupaten Lombok
Timur
Kualitas
dari pendidikan di Indonesia sangat memperhatinkan. Dari berbagai survey yang
diadakan, Indonesia dunia pendidikan di Indonesia selalu berada di urutan 3
sampai 4 dari belakang dari negara peserta studi dan sistem pendidikan
peringkat terakhir dari 12 negara. Kondisi ini membuat pemerintah melakukan
berbagai upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia, diantaranya
dengan memperbarui dan menyempurnakan kurikulum. Menganti Kurikulum KTSP 1994
menjadi kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Namun dalam pelaksanaanya tidak
semua sekolah mampu melaksanakan, karena untuk menerapkan KBK di sekolah harus memiliki
sumber daya yang lengkap, sarana prasarana yang lengkap, dan memiliki dana yang
cukup. Kondisi ini membuat pemerintah belum mewajibkan penerapan KBK secara
total melaikan menganjurkan sekolah yang sudah siap saja.
Pelaksanaan
KBK menggunakan 2 pendekatan yaitu: pendekatan definitif dan pendekatan
partisipatif. Pendekatan definitif di mana sejumlah sekolah tertentu ditetapkan
untuk melaksanakan kurikulum atas kesepakatan pusat dan daerah/sekolah,
sedangkan pendekatan partisipatoris di mana daerah/sekolah di luar mini
piloting dapat berpartisipasi dalam melaksanakan KBK di sekolah mereka. Di
kabupaten Lombok Timur terdapat dua sekolah yang mulai mengunakan KBK sejak
tahun 2003/2004, yaitu SMA Negeri 1 Selong yang karena di tunjuk pemerintah dan
SMA Negeri 1 Masbagik sebagai partisipasinya terhadap program pemerintah.
Dalam
penelitian yang bertujuan mengevaluasi pelaksanaan KBK di SMAN di Kabupaten
Lombok timur meliputi:
1. Kesiapan
Kepala Sekolah
Kepala sekolah SMA Negeri 1 elong memiliki pemahaman
KBK yang lebih di banding kepala sekolah SMA Negeri 1 Masbagik karena sering
mendapatkan pelatihan KBK secara khusus. Sosialisasi KBK kepada warga sekolah
dilakukan kepala sekolah semenjak direncanakan akan menerapkan KBK di sekolah
mereka. Dan Evaluasi diri atau
pengkajian kesiapan dan kelayakan sekolah untuk melaksanakan KBK tidak
dilakukan SMA Negeri 1 Selong karena SMA Negeri 1 Selong di tunjuk pemerintah
sebagai sekolah pelaksana KBK dan SMA Negeri 1 Masbagik, karena termotivasi
oleh anjuran pusat Kurikulum.
2. Kesiapan
Guru
Guru di SMA Negeri Selong sudah semuanya mendapatkan
pelatihan KBK dan SMA Negeri 1 Masbagik belum semuanya mendapatkan pelatihan
KBK serta jumlah guru di SMA Negeri 1 selong sudah banyak yang mengajar lebih
dari 10 tahun di bandingkan dengan guru di SMA Negeri 1 Masbagik. Tetapi dari
data yang di peroleh melalui kuesioner
Guru dari SMA Negeri 1 Masbagik lebih memahami arti kompetensi, arti
standar kompetensi, dan karakter KBK dari pada guru dari SMA Negeri 1 Selong. Guru
SMA Negeri 1 Selong baru 80% yang menyusun silabus sendiri dan 20% lagi disusun
bersama dalam forum MGMP. Sedangkan di SMA Negeri 1 Masbagik guru yang menyusun
silabus sendiri sebanyak 91,3% dan 8,7% dari penyusunan bersama di dalam forum
MGMP. Sistem penilaian dan format silabus di SMA Negeri 1 Selong dan SMA Negeri
Masbagik sudah ditentukan dan disiapkan oleh sekolah.
3. Kesiapan
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang terdapat di SMA Negeri 1
Selong sudah cukup memadai untuk menunjang KBK. Prasana yang ada meliputi ruang
pendidikan, administrasi dan penunjang dan semua ruangan ini dalam kondisi
baik. Sarana yang ada juga cukup memadai seperti alat dan media pendidikan
serta buku pelajaran
Di SMA Negeri 1 Masbagik sarana dan prasarana yang
ada masih kurang mencukupi, terbukti dengan adanya ruangan yang hasil pinjaman
atau alih fungsi ruangan lain seperti ruang ketrampilan dialihkan menjadi
laboraturium bahasa. Demikian juga dengan unit komputer yang dimiliki hanya 14
sehingga memperlambat proses pembelajaran khususnya TIK. Buku-buku di
perpustakaan juga tidak sesuai standar minimal buku yang harus dimiliki sebuah
SMA tetapi untuk menunjang proses kelancaran pembelajaran setiap siswa
dianjurkan membeli buku pelajaran pokok.
4. Perencanaan
Pemebelajaran
Perencanaan kegiatan
belajar mengajar menyangkut silabus, sistem penilaian, dan rencana pembelajaran
di SMA Negeri 1 Selong dan Masbagik sudah baik karena di persiapkan sejak awal
tahun ajaran baru oleh guru dengan di koordinir wakasek kurikulum dan kepala
sekolah, sedangkan di SMA Negeri 1 Selong juga di bantu tim KBK.
5. Pelaksanaan
Pembelajaran
Pelaksanaan
pembelajaran di SMA Negeri 1 Selong dan Masbagik berjalan cukup baik di dukung
dengan penerapan sistem pembelajaran berbasis kompetensi, penggunaan strategi
pembelajaran yang cukup baik, penyampaian materi yang baik, walaupun pada SMA
Negeri 1 Selong dalam penggunaan medianya masih kurang sedangkan di SMA Negeri
1 Masbagik sudah cukup baik.
6. Pelaksanaan
Penilaian
Pelaksanaan penilaian
di SMA Negeri 1 Selong dan Masbagik sudah berjalan baik karena di dukung dengan
prosedur dan metode penilian yang baik, materi yang di nilai sudah sangat baik,
dan penerapan prinsip penilaian berbasis kompetensi yang baik
7. Pelaksanaan
Remedial dan Pengayaan
Secara umum pelaksanaan
program remedial dan pengayaan di SMA Negeri 1 Selong dan Masbagik masih kurang
baik karena dalam pelaksanaannya masih kurang baik, waktu pelaksanaan yang
cukup baik, dan materi yang di berikan masih kurang baik.
8. Hasil
Belajar Siswa
Siswa yang mencapai
ketuntasan belajar di SMA Negeri 1 Masbagik lebih besar dari pada SMA Negeri 1
Selong. Batas ketuntasan SMA Negeri 1 Selong antara 70-83, sedangkan di SMA
Negeri 1 Masbagik antara 60-70.
9. Pendapat
Guru dan Siswa tentang Pelaksanaan KBK di Sekolah
Di SMA Negeri 1 Selong
dan Masbagik guru masih ragu-ragu dalam pelaksanaan KBK di sekolah. Meskipun
dalam data penelitian sudah menunjukan, tetapi guru tidak setuju bila
pelaksanaan KBK di anggap beban guru. Sementara di SMA Negeri 1 Selong dan
Masbagik siswa setuju dalam pelaksanaan KBK
10. Kendala-kendala
yang dihadapi
Dalam pelaksanaan KBK di SMA Negeri
1 Selong dan Masbagik mengalami beberapa kendala. SMA Negeri 1 Selong mengalami
kendala dalam hal rombongan belajar yang besar dan rendahnya partisipasi orang
tua atau wali murid. Sedangkan di SMA Negeri 1 Masbagik mengalami kendala dalam
hal pendanaan, kurangnya prasarana dan sarana, rombongan belajar yang besar dan
rendahnya minat siswa untuk membeli buku.
Komentar
Posting Komentar