SUKARNO DAN ISTRI-ISTRINYA
DIDIN
HARIANTO
PENDIDIKAN
SEJARAH
09406244001
A. PENDAHULUAN
Sukarno
adalah seorang pemimpin besar di mata rakyat Indonesia. Sukarno memulai langkah
awalnya dengan berguru kepada H.O.S Tjokroaminoto yaitu seorang tokoh Sarekat
Islam yang nantinya putri dari gurunya yaitu Siti Utari Tjokroaminoto akan
menjadi salah seorang istri Sukarno (Salam,1984:21-30). Sukarno merupakan orang
yang mempunyai karisma dan jiwa kepemimpinan yang kuat. Daya tarik Sukarno inilah
yang membuatnya juga sulit untuk ditolak oleh beberapa perempuan yang pernah
hadir sebagai penghias hati bapak proklamator Indonesia ini.
Sukarno
memang adalah seorang pecinta dan pemuja wanita. Ibarat kumbang di taman yang
hinggap dari satu bunga ke bunga yang lain, demikianlah Sukarno. Sukarno memang
bukan seorang sosok manusia hipokrit. Tercatat ada 9 orang wanita yang pernah mengisi
hati Sukarno. Sampai akhir hidupnya, beberapa telah berstatus sebagai
mantan istri dan beberapa lagi masih bestatus sebagai istri sah Sukarno. Semua
istri-istri Sukarno tidak ada yang tidak cantik. Kepiawaian Sukarno dalam
mengambil hati wanita memang tidak diragukan lagi. Surat cinta, rayuan, dan
sikap gentleman khas Sukarno menjadi hal yang masih dapat dikenang oleh para
istri dan mantan istrinya. Kendati beberapanya sudah bercerai dan sudah menikah
lagi dengan pria lain, tetapi mereka masih fasih membahasakan kembali sederetan
kata-kata indah yang pernah ditulis dan diucapkan oleh Sukarno untuk mereka
(Nurhayati,2006:124-127).
Bagaimanapun penilaian kita pada
pribadi Sukarno mengenai kehidupan asmaranya bersama wanita-wanitanya, beliau
tetaplah seorang aktor sejarah
yang sangat berpengaruh besar terhadap bangsa Indonesia (____,2009:48). Dibalik
perjuangannya bagi bangsa ini, tertoreh nama Inggit Ginarsih yang Sukarno
sendiri sebut sebagai Srikandi Indonesia di depan khalayak ramai pada waktu
Kongres Indonesia Raya di Surabaya tahun 1931, dan Fatmawati sang penjahit
bendera pusaka Indonesia. Tidak tahu seberapa besar cintanya pada istri yang
satu maupun istri yang lainnya namun satu hal yang pasti cintanya pada Ibu
Pertiwi sangatlah besar. Ratna Sari Dewi dalam buku Bung Karno Bapakku, Guruku,
Sahabatku, Pemimpinku: Kenangan 100 Tahun Bung Karno, menyatakan bahwa
sesungguhnya Sukarno adalah seorang pahlawan sejati yang hanya mencintai negara
dan bangsanya.
Di dalam sejarah Indonesia
tertoreh seorang aktor yaitu Sukarno karena kalau tidak ada perjuangan dari dia
dan teman-temannya kita tidak akan bisa menikmati suasana yang sekarang ini.
Jadi dari sejarah kita bisa mengetahui kehidupan padahulu kita baik pada masa
kecilnya ataupun dewasa dalam masa perjuangan untuk memerdekakan Indonesia.
Dari sejarah kita bisa belajar banyak hal yang sangat berguna bagi kehidupan
kita sekarang dan masa depan kita.
B. MASA
KECIL SUKARNO
Soekarno
dilahirkan pada tanggal 6 juni 1901. Ayahnya bernama Raden Sukemi Sosrodiharjo,
satu dari delapan anak Raden Hardjodikromo, adalah anggota golongan bangsawan
Jawa kelas priyayi, seperti seperti ditunjukan gelar “Raden” itu. Sukemi lahir
di tahun 1869. Sukemi memperoleh pendidikan berunsur Belanda pada waktu sekolah
Pendidikan Guru pertama di ibu kota Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Sukemi
setelah lulus dipekerjakan pada sekolah dasar bumi putra yang baru di buka di
Singaraja, Bali. Di Sigaraja Sukemi bertemu dengan calon istrinya, Ida Ayu
Nyoman Rai yaitu putrid bali dari kelas Brahmana (Adams,1966:27-35). Perkawinan
antara Sukemi dan Ida Ayu Nyoman Rai mengalami kesulitan karena mereka berbeda
agama, sehingga pada waktu Sukemi melamar Ida Ayu Nyoman Rai ditolak. Walaupun
ditolak pasangan tersebut melarikan diri dari dari cara bali, dan kemudian
menikah dengan cara Islam. Dari perkawinan ini lahirlah Sukarmini dan Sukarno
yang bernama Kusno Sosro Sukarno.
Masa
kanak-kanak Sukarno sebernarnya biasa saja. Sukarno menjalani pendidikan
awalnya di sekolah desa, walaupun dalam masa singkat. Pada saat berumur 6 tahun
Sukarno dan keluarganya pindah ke Surabaya di Sidoarjo dan setelah itu ke
Mojokerto tempat Sukemi menjadi manteri guru di sekolah ongkoloro. Sukarno pada
masa kecilnya dikenal sebagai seorang pemimpin di antara teman-temannya dan
sebagai jagoan muda. Sukarno setiap bermain selalu yang mengatur jalannya
permainan dan tidak ada yang berani untuk menentangnya. Sebagai anak-anak.
Sukarno memasuki kebudayaan tradisional jawa melalui dunia wayang yang
merupakan dari kebudayaan tinggi tradisi kraton jawa dan juga tradisi rakyat
jawa. Sukarno menyerap segi filsfat Jawa ini dari kakek-neneknya di
Tulungangung, dari ayahnya di Mojokerto dan seorang patani miskin bernama
wagiman.
Sejak
kecil Sukarno udah berendam dalam tradisi wayang. Dalam pidato-pidatonya dia
selalu menggunakan tokoh-tokoh pewayangan.akhirnya, tetapi yang paling penting
yang membentuk Sukarno
C. KEHIDUPAN
ASMARA SUKARNO
Sukarno
memang adalah lelaki pemuja cinta yang tidak bisa lepas dari wanita. Ibarat
kumbang yang berada di taman yang hinggap dari satu bunga ke bunga yang lain, demikianlah
sosok seorang Sukarno (Adams,1966:15). Sukarno memang bukan sosok manusia
hipokrit. Dalam wawancara yang dilakukan, dalam biografinya, dengan
terang-terangan Sukarno mengatakan, " I'm a very physical man. I must have
sex everyday.
Menilai
bahwa memang tak ada satupun dari istri-istri Sukarno yang tidak cantik(Reni
Nurhayati). Pada Bambang Widjanarko, orang yang pernah 8 tahun menjadi
ajudannya, ia berujar, "Ya, saya senang melihat wanita cantik. Saya akan
merasa lebih berdosa bila berpura-pura dengan mengatakan tidak atau bersikap
seakan tidak senang. Berpura-pura seperti itu namanya munafik dan saya tidak
mau menjadi orang munafik." Di saat yang berbeda, ia juga pernah
mengatakan, "Saya menjunjung Nabi Besar Muhammad SAW. Saya mempelajari
ucapan-ucapan beliau dengan teliti. Jadi, moralnya bagiku adalah:
bukanlah suatu dosa atau tidak sopan kalau seseorang mengagumi perempuan yang
cantik. Dan saya tidak malu berbuat begitu, karena dengan melakukan itu pada
hakekatnya saya memuji Tuhan Yang Maha Esa dan memuji apa yang telah
diciptakanNya di dunia ini."
Kepiawaian
Sukarno mengambil hati wanita memang tidak diragukan lagi. Surat cinta, rayuan,
dan sikap gentleman khas Sukarno menjadi hal yang masih dapat dikenang oleh
istri dan mantan istrinya. Kendati beberapa diantaranya sudah bercerai dan
menikah lagi dengan pria lain, mereka masih fasih membahasakan kembali
sederetan kata indah yang pernah ditulis dan diucapkan oleh Sukarno. Banyak
gelar yang akhirnya orang sandangkan pada Sukarno menyangkut keahliannya yang
satu ini, diantaranya Arjuna, Casanava Cinta, dan Don Juan, sedangkan dari
pengagumnya di luar negeri ia dijuluki A Great Lover. Sepak terjangnya memang
telah sampai menjadi sorotan dunia, pers barat bahkan dengan sinis menyebutnya
" Le Grand Seducteur - tidak bisa melihat rok wanita tanpa bernafsu".
Awal
mula kedekatan Sukarno dengan wanita di mulai waktu dia masih remaja dan beguru
pada H.O.S Tjokroaminoto seorang tokoh
Sarekat Islam. Pada waktu berguru ia berebut seorang wanita yang bernama Siti
Utari Tjokroaminoto dengan Sigit Bahrun Salam, rekan belajarnya di rumah pak
Tjokroaminoto dan pada akhirnya perebutan ini dimenangkan oleh Sukarno dengan
berhasilnya di nikahinya Siti Utari, sehingga Siti Utari menjadi istri pertama
Sukarno (Salam,1984:21). Sukarno setelah menikah dengan Siti Utari pergi
bersama ke Bandung pada tahun 1921 dalam rangka untuk studi di Sekolah Tinggi
Teknik Bandung. Tak disangka, ini menjadi awal mulanya Sukarno bertemu dengan
Inggit Garnasih seorang wanita yang berusia 36 tahun.
Pada
tanggal 24 Maret 1923 Sukarno menikah dengan Inggit Garnasih. Dalam surat nikah
dicantumkan usia Sukarno dari 22 tahun di tuakan menjadi 24 tahun, sedangkan
usia Inggit Garnasih dimudakan dari 36 tahun menjadi 35 tahun( Anwar,2002:18).
Mereka menikah di rumah orang tua Inggit, di jalan Javaveem, Bandung. Baru
setelah itu mereka pindah ke Gang Jaksa dan terakhir menempati rumah di jalan
Ciateul yang kemudian berubah nama menjadi jalan Inggit Garnasih no.8.
Pernikahan Sukarno dan Inggit dikukuhkan dengan Soerat Keterangan Kawin no.
1138, tertanggal 24 Maret 1923, bermaterai 15 sen, dan berbahasa Sunda.
Saat
berada di Bengkulu Ir sukarno jatuh cinta dengan Fatma yaitu anak angkatnya
sendiri.Sukarno tidak bisa menahan gejolak jiwa mudanya untuk tidak terpikat
kecantikan Fatma.Seiring berjalannya waktu Fatma makin akrab dengan Sukarno,
sampai pada suatu hari keakraban mereka di ketahui oleh Inggita
(Adams:1966:188).Sukarno meminta Inggit untuk memperbolehkan Sukarno untuk
enikah lagi dengan Fatma agar bisa mempunyai keturunan, sehingga menyebabkan
Inggit meminta cerai pada Sukarno. Inggit di ceraikan Sukarno pada tahun 1943
setelah umur pernikahannya mencapai 20 tahun. Inggit meminta syarat kepada Sukarno
untuk di kembalikan ke tanah kelahiranya yaitu Bandung setelah di ceraikan.
Setelah bercerai dengan Inggit Sukarno menikah dengan Fatma yang setelah
menikah nama Fatma diganti Sukarno menjadi Fatmati.
Sukarno
setelah bercerai dengan Fatmawati pada tahun 1954 menikah lagi dengan Hartini
seorang wanita yang berumur 30 tahun. Pernikahan Sukarno dengan hartini tidak
mengalami perceraian. Pada tahun 1962 Sukarno kembali menikah lagi dengan
seorang wanita Jepang yang namanya Ratna Sari Dewi. Ratna adalah seorang wanita
yang bekerja di clup malam.Pernikahannya dengan Ratna juga tidak mengalami
perceraian sama dengan istrinya hartini. Sukarno menikah kembali dengan seorang
wanita yang bernama Kartini manopo. Penikahannya dengan Kartini Manopo juga
mengalami perceraian pada tahun 1963 setahun setelah pernikahannya dengan Ratna
Sari Dewi. Istri ketuju Sukarno adalah seorang gadis yang bernama Haryati. Saat
menikah dengan Sukarno Haryati baru berumur 23 tahun. Pernikahannya dengan
Haryati juga mengalami perceraian pada tahun 1964 setelah perceraiannya dengan
Kartini Manopo.
Sukarno
juga pernah menikah dengan seorang wanita yang berasal dari Poso, Manado yang
bernama Yurike Sanger. Pada waktu itu Yurike Sanger duduk di kelas II SMU VII
Jakarta. Pernikahan Sukarno dan Yurike Sanger hanya bertahan selama 3 tahun
saja. Istri ke sebilan Sukarno adalah Heldy Djafar. Sukarno menikah dengan
Heldy Djafar pada tanggal 11 Mei 1966 di House Istana Negara. Dia antara
istri-istri Sukarno hanya Heldy lah yang perbedaan umurnya dengan Sukarno yang
paling banyak saat menikah. Perbedaan umurnya yaitu 46 tahun.
D. PENUTUP
Sukarno
adalah sosok pemimpin yang banyak di kagumi para wanita ini terbukti tidak ada
seorang wanita pun yang bisa menolak karismanya. Sampai-sampai Sukarno bisa
menikah sebanyak 9 kali. Di antara para istri-istri Sukarno tidak ada yang
tidak cantik. Sukarno adalah seorang pemuja wanita sampai dia menyebutkan kata,
" I'm a very physical man. I must have sex everyday " .
E. DAPTAR
PUSTAKA
·
Adams, Cindy.1966.Bung Karno Penyambung Lidah Bangsa Indonesia.Jakarta:
PT Gunung Agung.
·
_.1984.Bung Karno Putera Fajar.Jakarta:PT
Gunung Agung.
·
_.2009.Bung Karno Diantara Saksi dan
peristiwa.Jakarta:PT Kompas Media Nusantara.
·
http://gudeg.net/news/2008/04/3579/Fatmawati-Sukarno-dan-Yogyakarta.htm
·
Nuryanti,Reni.2006.ISTRIA: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sejarah.Yogyakarta:Jurusan
Pendidikan Sejarah Fise UNY.
·
Anwar, Rosihan.2002. In Memoriam Mengenang yang Wafat.Jakarta:Kompas.
·
http://kamarche99.wordpress.com/2008/12/29/biografi-ir-soekarno
Komentar
Posting Komentar