KEDATANGAN INGGRIS DI SEMENANJUNG MALAYA

Semenanjung Malaya berkembang sebagai pusat perdangan di Asia Tenggra. Karena berkembangnya perdagangan antara Cina dan India negara lainnya melalui Selat Malaka yang sibuk. Claudius Ptolemaeus menunjukkan Semenanjung Malaya pada peta dininya dengan label yang berarti Golden Chersonese Selat Malaka ditulis sebagai Perjanjian Britania-Belanda 1824 Sinus Sabaricus Dari pertengahan hingga akhir milenium pertama. Britania Raya mendirikan koloni pertamanya di Semenanjung Malaya pada 1786, dengan penyewaan pulau Penang kepada Perusahaan India Timur Britania oleh Sultan Kedah. Pada 1824, Britania Raya menguasai Melaka setelah ditandatanganinya Traktat London atau yang membagi kepemilikan Nusantara kepada Britania dan Belanda, Malaya untuk Britania, dan Indonesia untuk Belanda. Pada 1826, Britania mendirikan Koloni Mahkota di Negeri-Negeri Selat, menyatukan kepemilikannya di Malaya. Selama abad ke-19, banyak negeri Melayu berupaya untuk mendapatkan bantuan Britania untuk menyelesaikan konflik-konflik internal mereka. Kepentingan komersial pertambangan timah di negeri-negeri Melayu bagi para saudagar di Negeri-Negeri Selat membuat pemerintah Britania melakukan campur tangan di dalam negeri-negeri penghasil timah di Semenanjung Malaya. Diplomasi Kapal Meriam Britania ditugaskan demi mewujudkan resolusi perdamaian terhadap kekacauan sipil yang disebabkan oleh bandit Cina dan Melayu. Pada akhirnya Perjanjian Pangkor 1874 memberi jalan untuk perluasan pengaruh Britania di Malaya. Memasuki abad ke-20, negeri Pahang, Selangor, Perak, dan Negeri Sembilan, bersama-sama dikenal sebagai Negeri-negeri Melayu Bersekutu, di bawah kendali de facto residen Britania diangkat untuk menasehati para penguasa Melayu. Orang Britania menjadi penasehat di atas kertas, tetapi sebenarnya, mereka menjalankan pengaruh penting di atas para penguasa Melayu.Lima negeri lainnya di semenanjung, dikenal sebagai Negeri-negeri Melayu tak Bersekutu, tidak diperintah langsung dari London, juga menerima para penasehat Britania di penghujung abad ke-20. Empat dari lima negeri itu: Perlis, Kedah, Kelantan, dan Terengganu sebelumnya dikuasai Siam. Negeri yang tidak bersekutu lainnya, Johor, satu-satunya negeri yang memelihara kemerdekaannya di sebagian besar abad ke-19. Sultan Abu Bakar dari Johor dan Ratu Victoria kenalan pribadi, dan mengakui satu sama lain sederajat. Hal ini tidak pernah terjadi hingg 1914 ketika pengganti Sultan Abu Bakar, Sultan Ibrahim menerima seorang penasehat Britania.Di pulau Borneo, Sabah diperintah sebagai koloni mahkota Borneo Utara, sedangkan Sarawak diperoleh dari Brunei sebagai kerajaan pribadi keluarga Brooke, yang berkuasa sebagai Raja Putih. Malaya tidak memiliki problem tekanan penduduk.Problem agrarianya yang utama adalah bahwa Malaya menolak mensuplai buruh untuk perluasan industri karet dan timah, dan terus dengan pertanian yang ada.Pada awal abad XX buruh yang penting di Malaya terdiri dari orang-orang Cina dan India.Orang-orang Cina datang dan bekerja di pertanbangan-pertambangan timah, kemudian berikutnya dengan perluasan perkebunan karet, kuli India bekerja diperkebunan-perkebunan.Denagan sistem protektorat perkembangan ekonomi Melayu terutama ada di tangan orang-orang Cina.Orang Eropa mulai memasuki tambang timah akhir tahun 1882, tetapi orang Cina tetap untuk waktu lama merupakan petambang-petambang yang utama. Mereka juga berkebun untuk pasaran,para tukang,pengusaha toko, kontraktor, pemilik uang dan petani penghasil pendapatan negara. Perkembangan ekonomi Melayu erat sekali hubunganya dengan timah dan karet.Sebelum tahun 1900 pertambangan karet dilakukan oleh orang Cina. Tapi sesudah tahun 1990 industri itu lebih di kembangkan dengan modal Inggris, instalasi permesinan dan penggunaan metode-metode ilmiyah.Kemajuan besar utama Malaya sebagai produsen karet dunia utama belum mulai sampai tahun 1905. Karena itu sampai kejatuhan harga dunia setelah perang tahun1920 perkebunanya diperluas oleh orang-orang Eropa, Cina dan Melayu.Inggris tak pernah mengenakan batasan apapun atas investasi asing di Mlaya.Sehingga perusahan-perusahan amerika banyak memiliki perkebunan karet, banyak modal Australia diinvestasikan pada timah, dan jepang menguasai semua tambang besi. Iventasi Barat di Malaya mecapai jumlah yang sangat banyak.Inventasi Inggris sekitar 70% dari keseluruhan Inventasi Bangsa Barat. Kritik keras atas ekonomi imperialisme atau kolonialisme seperti sekarang sering disebut demikian,adalah bahwa modal kapitalis mengeruk keuntungan di seberang lautan daripada menanamkannya kembali di negeri itu. Usaha-usaha dimana jumlah-jumlah yang di inventasikan memberikan Eropa dan Amerika bahan makan penting dan baha-bahan mentah vital untuk industrinya. Melalui Selat Malaka dan Selat Sunda membentang route perdagangan yang sangat penting bagi kekuatan-kekuatan perdangan besar itu. Singapura telah memenuhi harapan Raffles bahwa akan membuat Malta yang lain. Londo Imperial Conference tahun 1921 memutuskan menjadikanya basis angkatan laut kelas satu. Birokasi Inggris bersifat adil dan memberikan kejelasan, dan hampir semua anggotanya cenderung untuk mengembangkan simpati pro-Melayu yang kuat.Malaya lebih penting bagi Inggris karena penghasilanya dalam bentuk dollar Amerika.Awal tahun 1880 Gubernur Sir Frederick Weld telah memberikan peringatan yang baik bahwa kita akan mengajar orang-oarang Melayu untuk memerintah,tetapi bukan memerintah diri sendiri. Pengalaman percobaan mendepak serangan Jepang dengan 10 pemerintahan yang tepisah-pisah di negeri yang begitu kecil itu telah menunjukan ketidak efisienan pengaturan semacam itu dalam waktu krisis. Harapan negeri-negeri lain untuk yang telah menerima proteksi Inggris akan bergabung dalam Federasi ternyata hanya suatu khayalan. Dalam Federasi sendiri masalah yang menyelamatkan kedaulatan sultan sambil mengembangkan pemerintahan pusat di Kuala Lumpur menyebabkan kepincngan-kepincangan yang aneh antara teori dan praktek. Untuk memecahkan masalah ini dengan desentralisasi,tetapi ini dilemahkan oleh kenyataan yang jelas bahwa dari sudut pandangan administrsi apa yang diperlukan adalah suatu bentuk kesatuan yang akan dapat mengurangi kericuhan dan pengeluaran biaya dalam menangani begitu besar jumlah pemerintahan yang terpisah-pisah.Tetapi pengaturan seperti semacam itu diluar batas politik prakritis. Raja-raja Melayu yang tidak pernah ikut diskusi itu tempatnya diisi oleh pejabat Kedokteran Balai Kota, Pengawas Perburuan, Direktur Pekerjaan Umum dan Direktur Pendidikan. Selanjutnya anggota-anggota bukan pejabat ditambahkan, dan Dewan baru itu mempunyai anggota 13 orang pejabat dan 11 orang bukan pejabat. Di masa datang Rancangan Undang-undang yang dikeluarkan Dewan harus ditanda-tangani oleh masing-masing raja sebelum diperlakukan. Tetapi bukan desentralisasi dalam pengertiannya. Dengan keberangkatan Guillemard, kata Rupert Emerson, masuk dalam ruangan kecil yang menutup. Terdapat banyak sekali uang, tulis Sir Richard Windstedt, hingga Raja-raja merasa tidak ada kecenderungan untuk mengkritik. Tetapi depresi besar itu menyebabkan desentralisasi itu menjadi masalah yang hidup sekali lagi. Setelah diskusi lama diputuskan tahun 1936 bahwa jabatan Kepala Sekretaris pemerintahan merupakan halangan terbesar di jalan itu.Kantor Sekretaris Federal diserahkan, dengan kejadian sebelumnya setelah empat Residen itu. Tugasnya adalah sebagai penghubung dan kordinator, sedang mesin Federasi di masa depan dipakai hanya untuk memudahkan transaksi bisnis yang sama bagi keempat negara itu. Rencana Mac Michael untuk Unie Melayu setelah perang harus dilihat. Selam perang jelas bagi perencana-perencana pembanguna bahwa keperluan besar adalah untuk memejukan suatu rasa aman dan warga negara yang sama sebagai persipan dalam Persemakmuran Inggris. Tujuannya baik, tetapi cara pelaksanaanya menyebabkan cetusan perasaan Melayu yang tiba-tiba dan tak diharapkan seperti yang seperempat abad sebelumnya Burma telah menyambut pengumuman bahwa Burma akan dikeluarkan dari lingkup reformasi konstitusi India tahun 1921. Dalam Unie baru itu Kesembilan negara Melayu, bersama dengan Penang dan Malaka, akan digabungkan kedalam suatu protektorat. Singapura akan tetap merupakan Crown colony yang terpisah. Sultan dalam tiap negara akan tetap memegang mahkotanya dan lain-lain yang kecil. Ia akan memimpin sebuah Dewan Penasehat Melayu, yang akan berhubungan terutama dengan masalah-masalah yang mempengruhi agama islam. Lepas dari itu semua kekuasaan akan dikonsentrasikan di pemerintahan pusat di Kula Lumpur, Dewan negara hanya akan berhubungan dengan masalah yang akan didelegasikan padanya, dan akan dipimpin dalam tiap masalah oleh seorang Anggota Dewan Residen Inggris. Penerbitan bulan Januari 1946 sebuah Buku Putih yang mengatur usul-usul ini menyebabkan ledakan amukan. Di bawah Perdana Menteri Johor, Datok Onn Bin Jaafar, mana-mana. Diberi tugas menghindarkan kehancuran kehormatan umum dari kemusnahan suku bangsa. Orang Melayu berkabung selama sminggu dan suatu gerakan non-koperasi masal telah mengancam. Tetapi usaha-usaha ini kurang praktis pengruhnya daripada gerakan bekas pegawai negeri Melayu. Termasuk Sir Frank Swettenham yang sudah lanjut usia itu, yang membawa pengaruh cepat pada pemerintahan Inggris dan membangkitkan pendapat umum atas nama orang-orang Melayu mengenai akibat semacam itu bahwa perjanjian dan rencana bagi suatu Unie Melayu patut digugrkan. Pemerintah Inggris melakukan suatu kesalahan telah berbuat terlalu jauh pada jurusan yang berlawanan. Bulan April 1946 sebuah Panitia Kerja yang trdiri dari wakil pemerintah dan U.M.N.O., telah didirikan untuk merumuskan usul-usul baru. Kemudian yang lain terdiri dari oarang-orang Cina dan India juga di bentuk, tapi baru setelah pemerintahan Inggris memberikan persyaratan menyetujui usul-usul Panitia Kerja itu. Tahun 1947 suatu revisi konstitusi dibuat atas dasar rekomendasi kedua badan itu. Kedaulatan resmi resmi dikembalikan pada sultan-sultan seperti dulu. Singapura tetap mempertahankan statusya yang terpisah itu. Sebagai ganti Unie, kesembilan negara, bersama dengan Penang dan Malaka, akan dijadikan Federasi dibawah Komisaris Tinggi dan Dewan –dewan Esekutif dan legeslatif. Persyaratan bagi warga negara Melayu cukup diperketat. Rakyat yang secara otomatis dikualifikasikan pada ini sebagai tambahan pada orang-orang Melayu adalah warga negara Inggris keturunan India dan Cina generasi kedua yang lahir dinegara Federal itu. Pada immigran dapaty dinaturalisir apabila telah bertempat tinggal di Federasi itu sedikitnya selama 15 tahun, jika mereka ingin menjadikan negara itu negaranya yang abadi.Orang-orang Melayu menentang bahkan pada konsesi ini,karena tidak ada pencegahan bagi kaum immigran menentang bahkan pada konsensi ini,karena tidak ada pencegahan bagi kaum immigran mempertahankan kebanggsaan aslinya setelah menjadi warga negara Malaya. Mengikuti Invasi Jepang di Malaya dan pendudukan beruntunnya selama Perang Dunia II, dukungan rakyat untuk kemerdekaan tumbuh. Pasca-perang, Britania berencana menyatukan pengelolaan Malaya di bawah koloni mahkota tunggal yang disebut Uni Malaya didirikan dengan penentangan yang hebat dari Suku Melayu, yang melawan upaya pelemahan penguasa Melayu dan mengizinkan kewarganegaraan ganda kepada Tionghoa-Malaysia dan kaum imigran lainnya. Uni Malaya, didirikan pada 1946 dan terdiri dari semua kepemilikan Britania di Malaya, kecuali Singapura, dibubarkan pada 1948 dan diganti oleh Federasi Malaya, yang mengembalikan pemerintahan sendiri para penguasa negeri-negeri Malaya di bawah perlindungan Britania. Selama masa itu, pemberontakan di bawah kepemimpinan Partai Komunis Malaya melaksanakan operasi gerilya yang dirancang untuk mengusir Britania dari Malaya. Darurat Malaya, begitulah dikenalnya, berlangsung sejak 1948 hingga 1960, dan melibatkan kampanye anti-kekacauan oleh serdadu Persemakmuran di Malaya. Meskipun kekacauan secara cepat ditumpas masih saja menyisakan kehadiran serdadu persemakmuran, dengan latar belakang Perang Dingin. Melawan latar belakang ini, kemerdekaan untuk Federasi di dalam Persemakmuran diberikan pada 31 Agustus 1957. Referensi: Hall,D.G.E. 1951. Sejarah Asia Tenggara. Surabaya: Usaha Nasional. Badardika, Wayan.1984. Sejarah Nasional Dan Umum. Jakarta: Balai Pustaka Khoo, Gilbert.1976. Sejarah Asia Tenggara Sejak Tahun 1500. Kuala Lumpur: Fajar Bakti SDN.BHD

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naturalisme, Idealisme, Realisme, Pragmatisme, Eksistensialisme

HISTORIOAGRAFI EROPA PADA ABAD PERTENGAHAN

PERANAN SYEH JANGKUNG DALAM MENYEBARKAN AGAMA ISLAM DI DAERAH PATI