MASJID DEMAK

MASJID DEMAK Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia Dosen Pengampu: Harianti, M.pd. Disusun Oleh: KELOMPOK 1 1. Didin Harianto (09406244001) 2. Tuti Afiah (09406244008) 3. Asep Restu Nugraha (09406244021) 4. Indri Mutiarsih (09406244027) 5. Erik Mudika Putra (09406244032) 6. Fajar Wulandari (09406244043) 7. Arif Purnomo Aji (09406244046) JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 KATA PENGANTAR Assalamualikum wr.wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik. Tulisan ini disusun oleh tim penulis selain sebagai tindak lanjut melaksanakan tugas mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia juga sebagai pembantu kita dalam memahami materi yang akan kami uraikan yaitu Masjid Demak. Dalam penyusunan tugas ini, kami menyadari bahwa di dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami harapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat. Wassalamualaikum wr.wb. Yogyakarta,4 Desember 2009 Penyusun BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Demak adalah sebuah kota di pesisir utara jawa tengah, yang terletak 25 Km utara-timur kota Semarang dan Surabaya. Berdirinya kerajaan Demak tidak begitu jelas, tapi di perkirakan pada perempat akhir abad akhir XV, oleh seorang Cina bernama Cek Ko-po,anaknya oleh orang Portugis disebut “Rodim”, kemungkinan yang di sebut adalah Baharuddin atau Kamaruddin, ia meninggal pada 15061. Sebelum menjadi kerajaan Islam Demak asdalah daerah jajahan kerjaan Majapahit yang bernama Bintaro. Kekeuasaannya di berikan pada Raden Patah (dari kerajaan Majapahit) yang ibunya menganut agama Islam yang berasal dari jeumpa (daerah Pasai)2. Masjid agung demak merupakan bukti nyata sejarah penyebaran agama islam di Indonesia khususnya di tanah jawa. masjid yang mulai dibangun pada tahun 1466 M atau pada tahun 1388 saka ini terletak di pusat kota tepatnya di ujung barat alun-alun kabupaten demak jawa tengah. secara arsitektur bangunan ini terdiri dari beberapa bagian. bagian utama merupakan bangunan utama yang mempunyai ukuran 31 x 31 m, kemudian serambi masjid yang berukuran 31x15 m mengelilingi bangunan utama yang terbuka di sisi-sisinya. Atap masjid yang limas an merupakan arsitektur khas nusantara di topang oleh empat tiang kayu paksasa (saka guru) yang di buat oleh empat wali yaitu sunan Bonang, sunang kalijogo, sunan ampel dan sunan gunung jati. Serambi dengan delapan tiang boyongan merupakan bagunan tambahan masa pemerintahan Adipati Unus. Sedangkan menaranya di bangun pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia. Masjid Demak merupakan tempat para wali berkumpul untuk beribadah dan diskusi tentang penyebaran agama islam dan mengajarkan ilmu islam kepada penduduk sekitar. Masjid Demak merupakan bukti kemegahan kesultanan Demak Bintoro. Masjid ini punya banyak keistimewaan baik dari segi arsitektur atau bagian-bagiannya. 1M.C.Ricklefs.(1992).Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta :Gadjah Mada University Press.P.54 2Purwadi.(2007).Kisah Raja-Raja Jawa.Yogyakarta : Media Abadi. P.381 B. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui segala keistimewaan yang di miliki oleh Masjid Agung Demak. 2) Untuk mengetahui Sejarah berdirinya Masjid Agung Demak. 3) Sebagai tugas mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia. C. RUMUSAN MASLAH Rumusan masalah yang dapat di tarik adalah : 1) Bagaimana proses pembangunan Masjid Agung Demak? 2) Apa bagian-bagian yang terdapat pada masjid pada Masjid Demak? 3) Apa keistimewaan dari Masjid Agung Demak? D. MANFAAT Adapun manfaat yang kami peroleh dari penyusunan makalah ini adalah : 1) Mengetahui sejarah proses pendirian Masjid Agung Demak. 2) Mengatahui arsitektur pada Masjid Agung Demak. 3) Mengetahui Keistimewaan yang terdapat pada Masjid Agung Demak. BAB II PEMBAHASAN A. SEJARAH PEMBAGUNAN MASJID DEMAK Sejarah Masjid Agung Demak Bintoro erat kaitanya dengan dakwah para wali sanga. Bagunan itu di dirikan oleh para wali bersama-sama dalam waktu satu malam. Berdasarkan cerita tradisional masjid, itu di dirikan oleh Sunan Kalijaga pada tahun 1478, sebelum zaman kejayaan kesultanan Demak3. Meskipun sebelum zaman kejayaan kesultanan Demak, Masjid ini di dirikan dengan megah karena kebangkitan kota-kota pesisir di utara Jawa pada abad XV dan XVI. Tetapi kemunkinan besarnya Masjid Agung demak di bangun pada masa Arya Penangsang, cucu Raden Patah, yang berkuasa di Demak hingga meninggal tahun 15044. Pada masa itu Demak menjadi pusat penyebaran islam terpenting di Jawa. Ada legenda menyebutkan bahwa berkat kekuatan spiritual dan metafisika dari Sunan Kalijaga konstruksi luar biasa masjid dapat di selesaikan. 1Yulianto Sumalyono.(2000).Arsitektur Masjid san Monumen Sejarah Muslim.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. P. 506 2Denys Lobard.(2008).Nusa Jawa.Silang Budaya,jilid 2,Jaringan Asia.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.P.44 Di dalam Masjid ada hiasan berupa kura-kura, yang menginterprestasikan, kepala angka 1, kakinya 4, badan 0 dan, ekor 1, yang merupakan lambang didirikannya tahun Saka 1401atau 1479 Masehi. Dipintu gerbang Mesjid terdapat sebuah candra sengkala “saliro sunyi kiblathing gusti” yang melambangkan tahun 1428 J yakni 15065. Tahun-tahun prastawa itu dapat dipercaya, tahun-tahun itu bertepatan dengan waktu muncul dan ngrembakanya kekuasaan Kraton Demak Bintoro. Masjid Agung Demak di bangun dalam tiga tahap,yaitu pada tahun 1446 bersamaan dengan di bangunnya pondok pesantren glagah yang di bawah Sunan Ampel.tahun ini di abadikan pada candra sengkala yang terdapat pada pintu utama masjid. Tahap kedua tahun 1477, masjid kembali di bangun sebagai masjid kadipaten Glagahwangi, Deamk.dan pada tahun 1478 ketika Raden Patah diangkat sebagai Sultan Demak pertama,masjid ini direnovasi dengan menambah tiga trap. B. BAGIAN-BAGIAN PADA MASJID AGUNG DEMAK Struktur ruang masjid demak di bentuk oleh tembok keliling segi empat dengan empat gerbang penjuru angin. Struktur ini menyebabkan masjid Nampak lebih menonjol monumentalitasnya. Sarean di kompleks masjid ini Nampak sebagai struktur pendukung yang memiliki jalur prosesi sendiri. Yang membuat taat ruang berlapis-lapis adalah sarean utama yang di bangun dengan struktir cangkup.Struktur ini di percaya member perlindungan bagi makam sebagai mana atap melindungi tempat tidur6. 5Purwadi.(2005).Babad Demak.Jogjakarta : Tunas Harapan. 6A.Bagoes P. Wiryomartono.(1995).SEni Bagunan dan Seni Binakota di Indonesia.Jakarta : Pt gramedia Pustaka Utama Bagian dalam masjid terdiri dari atap tengahnya di topang oleh empat tiang raksasa. Salah satunya tidak terbuat dari satu batang kayu utuh melainkan dari beberapa balok8, yang di ikat jadi satu.Tiang tersebut adalah sumbangan dari Kanjeng Sunan Kalijaga. Atap yang berupa limasan, merupakan arsitektur khas nusantara. Ada 3 tingkatan yang mempunyai makna iman, islam dan ihsan9. Sedangkan 5 pintu menggambarkan sebagai rukun islam dan 6 jendela yang ada menggambarkan rukun imam. Mulanya masjid hanya terdiri satu unit ruang sembahyang utama atau haram,kemudian di tambah dengan serambi. Haram berdenah bujur sangkar, dalam bentuk dan konstruksi Jawa tipe masjid atau tajug yaitu atap puncaknya piramidal, ke empat sisi atau hiasannya (mustaka)bentuk mirip bunga melati. Empat soko guru berpenampang linkaran diameter sekitar 1 M tinggi 22 M, dikelilingi oleh dua belas kolom dalam posisi denah bujur sangkar. Keduabelas kolom yang di kelilingi mengunakan konstruksi batu, penampang linkaran, berdiameter sekitar 1 M, terkesan seperti kolom Yunani-Dorik. Kolom-kolom berjarak lima meter dikelilingi dinding, termasuk dinding kiblat di barat.Sisi barat terdapat dinding-kiblat dimana terdapat mihrab, sekarang telah sedikit diperpanjang kearah barat. Pengaruh Arab dan masjid di timur-tengah terlihat pada maqsura di depan mihrab ditandai dengan pagar, untuk sembahyang pejabat tertinggi. Mimbar di sisi mihrab, dipercaya karya Sunan Kalijaga dengan pola hiasan kangkungan, padasan dan mega mendung kemungkinan corak local. Pengaruh Hindu terlihat pada hiasan Kala-makara pada kaki mimbar1o. Dinding timur berhubungan dengan serambi, di bangun zaman Belanda.Minaret merupakan bangunan tambahan pada 1934, oleh Belanda,dari kerangka baja tinggi 25 M seperti menara air. Puncaknya di letakan gardu segi delapan, atap kubah bawah dengan tritisan keliling model masjid India. ada kolam tradisional, dahulu untuk wudu. Ornamen masjid berupa keramik dengan lukisan flora dan pauna, kebanyakan berupa burung, bunga, daun dan dahan. Dapat di pastikan ini adalah pengaruh Cina, mengigat dalam sejarahnya banyak orang Cina yang bermukim di Demak, termasuk Cek Ko-po, adiknya atau anaknya menjadi salah satu pendiri Kerajaan Demak, 8Lombrad.,op. cit., 130 9Potlot. PT., op. cit Hlm. 25 10Potlot Nasional PT., op. cit. Hlm. 79. C. ARSITEKTUR MASJID AGUNG DEMAK Masjid demak di bangun dengan gaya khas Majapahit yang membawa corak kebudayaan Bali yang terpadu harmonis dengan rumah Joglo khas Jawa tengah.merupakan bentuk percampuran antara kebudayaan hindu dan islam. Kondisi iklim tropis cukup banyak mempengaruhi pembangunan masjid. Bahan bangunan adalah kayu sehingga pembuatan bentuk bulat dengan ukiran lengkung akan lebih mudah.bhan dalam juga sama dengan bahan kayu dengan ukiran yang indah. Pengaruh Arab dan Timur-tengah juga telihat dengan adanya Maqsura11 di depan mahrab yang di tandai dengan pagar untuk sembahyang. Soko guru yang di kelilingi kolom dalam posisi denah bujur sangkar seperti kolom Yunani-Dorik.Sedangkan ornament keramik dengan gamabr flora dan fauna, burung, bunga, daun dan dahan merupakan pengaruh dari kebudayaan Cina. Di Masjid Agung Demak juga terdapat piring-piring porselen yang di gunakan sebagai hiasan pada dinding masjid. D. KEISTIMEWAAN MASJID DEMAK Masjid Agung Demak banyak memiliki keistimewaan di ataranya adalah : 1. Keistimewaan dalam Arsitektur Bangunan Dalam segi arsitekturnya Masjid Demak mempunyaikeistimewaan yaitu arsitekturnya merupakan perpaduan antara arsitektur Nusantara bercorak Hindu dengan arsitektur India, Melayu, Cina, dan juga Arab. Atap masjid berbentuk limas yang terdiri dari tiga bagian yang berbentuk segi tiga sama kaki, yang sisinya saling bertemu pada satu titik. Tiga bagian atap itu melambangkan Iman, islam dan iksan.Bagian bawah di sangga eleh sebuah soko guru yang berjumlah empat buah yang dibuat oleh empat dari Sembilan wali yaitu Sunan bonang, sunang kalijogo, sunan ampel dan sunan gunung jati. Dari empat soko guru itu ada sebuah soko yang menbjukan karena soko guru itu terbuat dari tatal atau potongan-potongan kayu jati yang tidak layak di jadikan bahan untuk pembuatan tiang sebuah masjid besar. 11Maqsura, aslinya untuk tempat raja, sultan dan kerabatnya di Arab, Persia dan lain-lain Negara kerajaan. 2. Keistimewaan Filosofis a) Pintu Masuk berjumlah 5 buah yang melambangkan sholat 5 waktu. b) Jendela berjumlah 6 buah yang melambangkan rukun iman ada 6. c) Soko guru yang berjumlah 4 buah melambangkan pedoman Islam yaitu : Al-Qur’an, Al-Hadits, Qiyas dan Ijma’. d) Atap yang tersusun tumpang tiga melambangkan keislaman seseorang yaitu : 1) Iman 2) Islam 3) Ihsan e) Mustaka merupakan Arah dan Tujuan menyembah dan mengabdi pada Allah SWT. BAB III PENUTUP KESIMPULAN Dalam proses pembuatan makalah ini kami dapat menyimpulkan bahawa Masjid Demak di bangun pada tahun 1466 yang terbukti dengan prasasti “condro sengkolo” yang bebunyi Nogo Mulat Seliro Wani, bermakna tahun 1388 Sak atau 1466 Masehi, atau 887 H yang terukir pada pintu utama masjid. Dan pembangunan itu terjadi secara bertahap. Dalam proses pembangunan masjid Demak merupakan proses akulturasi dari beberapa buday yang di satukan, yaitu antara arsitektur Nusantara bercorak Hindu dengan arsitektur India, Melayu, Cina, dan juga Arab. DAPTAR PUSTAKA Sumalyo,Yulianto.2000.Arsitektur Masjid dan Monumen Sejarah Muslim.Yogyakarta : Gadjah Mada Universty Press. Wiryowartono,A.Bagoes P.1995.Seni Bagunan dan Seni Binakota di Indonesia.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Purwadi dan Maharsi.2005.Babad Demak.Yogyakarta : Tunas Harapan. Rokhyatmo,Amir.2004.Babad Tanah Jawi Buku 1.Jakarta : Amanah Lontar. Purwadi.2007.Kisah Raja-Raja Jawa.Yogyakarta : Media Abadi. Ricklefs,M.C.1992.Sejarah Indonesia Modern.Yogyakarta : Gajah Mada Universty Press. Majelis Ulama Indonesia.1994.Masjid-Masjid bersejarah di Indonesia.Jakarta : PT.Potlot Nasional. Pigjer,G.F.1987.Fragmenta Islamica.Jakarta : Universty Indonesia Press. Lombard,Denis.2008.Jaw:silang Budaya,Jilid 2.Jaringan Asia.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Muljana,Slamet.2005.Runtuhnya Hindu Jawa dan Mulai Timbulya Negara-Negara Islam di Nusantara.Yogyakarta : Lkis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naturalisme, Idealisme, Realisme, Pragmatisme, Eksistensialisme

HISTORIOAGRAFI EROPA PADA ABAD PERTENGAHAN

PERANAN SYEH JANGKUNG DALAM MENYEBARKAN AGAMA ISLAM DI DAERAH PATI