NEKARA PERUNGGU

Nekara adalah semacam bejana atau “dandang” perunggu yang bentuknya terbalik. Pada umumnya nekara mempunyai berbagai macam ornamen atau hiasan, seperti bentuk bintang, binatang (burung, kodok, kadal, ikan dan sebagainya) serta bentuk-bentuk manusia atau kodok yang sudah distilir. Nekara merupakan produk budaya prasejarah yang berkembang pada masa perundagian (paleometalik) dan berfungsi sebagai sarana dalam upacara keagamaan. Pada umumnya nekara didapatkan dari hasil “temuan lepas” dan penyebarannya hampir meliputi seluruh kepulauan Indonesia, terutama di Indonesia bagian Timur (NTT). Nekara perunggu merupakan hasil kebudayaan prsejarah yang di pergunakan untuk mengubur mayat anak-anak dari orang yang di hormati di masa itu. Dalam nekara perunggu itu terdapat dua buah anak yang di kubur dalam nekara perunggu yang di perkirakan bahwa anak yang di kubur dalam nekara perunggu itu adalah anak orang yang di hormati sehingga dalam penguburannya di ikut sertakan pengikut setia dari si anak tersebut ataupun teman akrab anak tersebut yang segaja di bunuh untuk menemani perjalanan tuannya kea lam baka. Nekara perunggu memang merupakan hasil kebudayaan pada zaman prasejrah untuk menguburkan mayat, tapi pada zaman sekarang kebudayaan nekara perunggu tersebut itu masih ada namun funsingnya bukan untuk menguburkan mayat seperti zaman prasejarah dulu, melaikan sekarang nekara perunggu atau orang sekarang lebih senang menyebutnya dengan nama dandang yang di gunakan untuk memasak baik memasak nasi ataupun air dan lain-lain sebagainya. Sehingga bisa di katakan nekara perunggu atau dandang yang merupakan hasil kebudayaan zaman prasejarah masih tetap ada sampai zaman sekarang dan masih di lestarikan tetapi fungsinya telah berubah dari tempat untuk menguburkan mayat menjadi tempat yang di pergunakan untuk memasak. Tetapi nekara perunggu atau orang sekarang menyebutnya dengan dandang, walaupun bentuknya masih sama kayak zaman prasejarah tapi dandang atau nekara perunggu tersebut tidak mempunyai hiasan atau ornamen seperti bentuk bintang, binatang (burung, kodok, kadal, ikan dan sebagainya) serta bentuk-bentuk manusia atau kodok yang sudah distilir. Jadi nekara perunggu atau dandang sekarang bentuknya polos atau sama sekali tidak memiliki hiasan atau ornamen.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naturalisme, Idealisme, Realisme, Pragmatisme, Eksistensialisme

HISTORIOAGRAFI EROPA PADA ABAD PERTENGAHAN

PERANAN SYEH JANGKUNG DALAM MENYEBARKAN AGAMA ISLAM DI DAERAH PATI